Menarik memperhatikan bahwa beberapa orang tampaknya "tersuntik" dari distres spiritual karena sistem kepercayaan yang mereka anut. Karena saya seorang Kristen, kebanyakan pengalaman saya dengan sistem keyakinan spiritual yang kuat berasal dari sudut pandang Kristen. Saya telah memperhatikan bahwa ada beberapa individu yang tampak tidak pernah distres, apa pun yang menimpa mereka.
Secara umum, mereka telah memegang prinsip Kebenaran seperti, "Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah."" 'STalaupun segala sesuatu yang tampak buruk terjadi pada individu seperti itu, mereka percaya bahwa maksud baik pada akhirnya akan terjadi.
Sementara itu, ada orang-orang-termasuk umat A1lah-yang telah meresapi prinsip spiritual lainnya yang tidak secara Kitab Suci tidak juga membantu. Salah satu prinsip ini ada- 1ah "doktrin kemakmuran." Ini mengajarkan bahwa ,1ika seseorang cukup baik (atau mempunyai iman yang cukup), maka ia akan mendapat manfaat seperti kemakmuran finansial dan penyembuhan dari penyakit fisik mana pun. Sudah jelas bagaimana stres yang terus-menerus bisa membahayakan bagi sistem kepercayaan seperti itu. Ketika sistem spiritual tidak bisa menyatupadukan kesulitan dan kesengsaraan kepada pandangan hidup yang positif, maka stres kronis bisa menghasilkan efek spiritual yang menyrrlitkan.
Beberapa contoh didaftarkan dalam Gambar 8. Mereka yang meyakini bahwa Allah akan menjauhkan kemalangan bisa mendapat kesulitan sehingga membuat mereka mempertanyakan nilai-nilai dan keyakinan mereka. Jika agama mereka menjadi pengaruh utama dalam memberikan makna dan maksud hidup mereka, maka pertanyaan semacam itu mengarah pada hilangnya kubu pertahanan emosi penting ini. Keyakinan mereka mungkin akan dipersalahkan atau ditinggalkan dalam menghadapi kesulitan- kesulitan, padahal hal itu harusnya dihindari. Solusinya kemudian dicari di luar dari kerangka keyakinan yang dulu mereka pegang.
Ironisnya, ini bisa menjadi proses yang sangat , menyehatkan-meskipun menyulitkan. Seringkali kasus distres spiritual ini mengindikasikan sistem keyakinan yang salah dan kebutuhan untuk mengevaluasi ulang asumsi pendirian spiritual. Melalui proses seperti itu, banyak yang telah lepas dari kesulitan dengan keyakinan yang lebih kuat dan lebih tahan lama.
Secara umum, mereka telah memegang prinsip Kebenaran seperti, "Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah."" 'STalaupun segala sesuatu yang tampak buruk terjadi pada individu seperti itu, mereka percaya bahwa maksud baik pada akhirnya akan terjadi.
Sementara itu, ada orang-orang-termasuk umat A1lah-yang telah meresapi prinsip spiritual lainnya yang tidak secara Kitab Suci tidak juga membantu. Salah satu prinsip ini ada- 1ah "doktrin kemakmuran." Ini mengajarkan bahwa ,1ika seseorang cukup baik (atau mempunyai iman yang cukup), maka ia akan mendapat manfaat seperti kemakmuran finansial dan penyembuhan dari penyakit fisik mana pun. Sudah jelas bagaimana stres yang terus-menerus bisa membahayakan bagi sistem kepercayaan seperti itu. Ketika sistem spiritual tidak bisa menyatupadukan kesulitan dan kesengsaraan kepada pandangan hidup yang positif, maka stres kronis bisa menghasilkan efek spiritual yang menyrrlitkan.
Beberapa contoh didaftarkan dalam Gambar 8. Mereka yang meyakini bahwa Allah akan menjauhkan kemalangan bisa mendapat kesulitan sehingga membuat mereka mempertanyakan nilai-nilai dan keyakinan mereka. Jika agama mereka menjadi pengaruh utama dalam memberikan makna dan maksud hidup mereka, maka pertanyaan semacam itu mengarah pada hilangnya kubu pertahanan emosi penting ini. Keyakinan mereka mungkin akan dipersalahkan atau ditinggalkan dalam menghadapi kesulitan- kesulitan, padahal hal itu harusnya dihindari. Solusinya kemudian dicari di luar dari kerangka keyakinan yang dulu mereka pegang.
Ironisnya, ini bisa menjadi proses yang sangat , menyehatkan-meskipun menyulitkan. Seringkali kasus distres spiritual ini mengindikasikan sistem keyakinan yang salah dan kebutuhan untuk mengevaluasi ulang asumsi pendirian spiritual. Melalui proses seperti itu, banyak yang telah lepas dari kesulitan dengan keyakinan yang lebih kuat dan lebih tahan lama.